Cara Mudah Tumbuh dan Kembangkan Kepekaan Anak

SAHABAT KELUARGA – Masyarakat kita sekarang disinyalir kurang memiliki rasa kepekaan dan kepedulian terhadap lingkungan di sekitarnya. Sebagai bukti, kehidupan dan budaya peduli kenyataannya makin sulit kita temukan. Masyarakat banyak menunjukkan hidup individual, masa bodoh, dan apatis. Sadar atau tidak anak-anak kita pun demikian kondisinya. Mereka jauh dari memiliki rasa peka dan peduli terhadap lingkungan.
Hal itu banyak dipengaruhi oleh gaya dan pola hidup yang kini jauh bergeser. Teknologi dan komunikasi telah menggeser pola hidup kebersamaan menjadi individual. Akibatnya banyak diantara mereka yang lebih memanfaatkan banyak orang untuk kepentingan individual. Di sisi lain mereka menghindari kepentingan umum.
Hal ini yang harus kita sadari dan mengatasinya sedini mungkin. Orientasi pemenuhan kepentingan pribadi harus diimbangi dengan kepentingan bersama. Anak-anak harus mulai kembali kita ajari menyaksikan lingkungannya sekitarnya. Baik menyangkut lingkungan alam maupun manusia. Agar mereka memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap alam dan sesama manusia di sekitarnya.
Lantas, bagaimana bagaimana caranya? Masalah itu memang sebagian sudah ditanamkan dan dikembangkan di sekolah. Namun demikian kita harus sadar bahwa waktu di sekolah sangatlah minim sehingga tidak mungkin hal tersebut akan terpenuhi seluruhnya. Untuk itu orangtua memiliki tanggungjawab lebih untuk mengembangkannya di lingkungan keluarga.
Berikut ini beberapa teknik untuk mengembangkan kepekaan dan kepedulian anak terhadap lingkungan alam sekitarnya.
Pertama, biasakan anak-anak untuk mengenal lingkungan keluarga atau rumah sendiri. Sebenarnya ini sepele. Seringkali kita menganggap anak-anak kita sudah sangat paham terhadap lingkungan keluarga karena mereka hidup dalam sebuah keluarga. Namun nyatanya tidak selaludemikian. Tidak semua anak memahami keluarganya sendiri. Barangkali kita pernah menjumpai seorang anak ketika ditanya nama kakek dan neneknya, keluarga, sudara-saudara, apa yang ada di rumah, pekerjaan orang tua, atau pertanyaan lain seputar keluarganya, ternyata ia tidak bisa menjawabnya. Dia tidak memahami keluarganya meski setiap saat ia berada di dalamnya. Hal ini bisa saja terjadi karena anak-anak tidak peka terhadap keluarga dan lingkungannya. Apalagi jika orangtua bersikap masa bodoh tidak pernah memberitahukan berbagai hal tentang keluarga dan segala permasalahan yang ada di dalamnya. Mengingat hal demikian maka orangtua harus menyadari bahwa tidak semua anak memahami dengan sendirinya tentang keluarga daan permasalahannya. Oleh karena itu orangtua sangat penting memberikan pengetahuan, menunjukkan kepada anak-anak mengenai keluarga dan permasalahannya agar mereka memahami tentang keluarganya. Dengan begitu diaharapkan akan tumbuh kesadaran dan kepekaan mereka terhadap segala permasalahan di keluarganya.
Kedua, biasakanlah anak mengenal lingkungan sekitarnyasetelah mengenal lingkungan keluarganya.Kehidupan anak-anak sekarang yang memiliki kecenderungan individual dan lebih sering berada di dalam rumah berefek negatif terhadap perkembangan jiwa sosialnya. Saking asyiknya bermain gadgetseringkali mereka tak mempeduliakan kejadian atau fenomena di sekitarnya. Untuk mengurangi hal itu maka biasakan anak-anak untuk kita ajakkeluar rumah. Berjalan-jalan di sekitar lingkungan tempat tinggal,mengenalkan mereka kepada lingkungan di sekitar kita.Kita bisa mengenalkan pos kamling, tempat ibadah, balai pertemuan, pos satpam, tempat pembuangan sampah, lapangan badminton, sungai, sawah, taman, atau berbagi tempat lain. Meski itu dianggap sepele namun yakinlah bahwa itu pengetahuan penting yang bermanfaat bagi anak-anak. Dari situlah anak akan berkembang kepekaannya terhadap lingkungan sekitar.
Ketiga,ajak anak untuk menyaksikan tempat-tempat kumuh. Barangkali selama ini kita lebih sering mengajak anak-anak mengunjungi supermal, supermarket, taman rekreasi, tempat hiburan yang sangat indah atau mewah. Itu sah-sah saja karena kita mampu untuk mengajaknya. Namun ketahuilah, tidak semua tempat di sekitar kita mewah, bagus, atau asri. Tentu ada saja tempat disekitar kita yang kumuh atau kotor dan tidak tertata. Jika kita berkeinginan anak-anak kita memiliki kepekaan terhadap lingkungan, maka ada baiknya kita mencoba mengajak mereka untuk menyaksikan secara langsung tempat-tempat semacam itu. Mereka akan mengetahui bagaimana suatu tempat tampak kotor, kumuh, tak terawat, dan tak asri. Dari kunjungan semacam itu tentu anak akan dapat membandingkannya. Dari situ pula akan timbul rasa kepekaan merka sehingga diharapkan akan mampu berkembang lebih baik lagi.
Keempat, sekali waktu ajak anak-anak mengunjungi masyarakat yang miskin. Di sekitar kita ada sebagian orang yang masih belum beruntung kehidupannya. Mereka masih hidup di bawah garis kemiskinan. Jika kehidupan kita sudah berada di atas mereka maka ada baiknya kita ajak anak-anak untuk mengenal mereka. Sekali waktu kita ajak anak-anak untuk menyaksikan, atau jika memungkinkan mengenalnya lebih dekat. Dengan begitu diharapkan tumbuh rasa iba, sehingga tumbuh pula kepekaannya terhadap lingkungan masyarakat sekitarnya.
Kelima, sekali waktu ajaklah anak mengunjungi panti asuhan atau panti jompo. Ini adalah salah satu alternatif untuk mengasah kepekaan anak-anak kita dalam hal meningkatkan kepedulian. Dengan mengunjungi panti asuhan atau panti jompo anak-anak akan dapat menyaksikan secara langsung bagaimana kehidupan penghuni panti asuhan. Dari kunjungan tersebut tentu sedikit banyak akan menggugah perasaan anak-anak kita. Tentu perasaan mereka pun berbeda-beda. Ada yang begitu merasa iba. Ada pula yang bersikap biasa-biasa. Namun semua itu tetap akan berpengaruh terhadap mereka. Dengan begitu diharapkan mereka akan tumbuh kepekaannya terhadap lingkungan sekitarnya.
Keenam, ajak anak berdiskusi membandingkan kedua tempat yang berdeda. Setelah anak-anak diajak mengunjungi dan menyaksikan tempat-tempat seperti itu, maka gilirannya anak diajak berdiskusi. Tentu diskusi kecil-kecilan. Itu bisa dilaksanakan secara fleksibel, baik waktu, tempat maupun situasinya. Bisa sambil makan malam, bisa menjelang tidur, bisa saat istirahat, atau dalam kesempatan apa saja. Ajaklah anak mengenang kembali tempat yang pernah dikunjunginya tersebut. Cobalah anak untuk membandingkan kedua tempat yang berbeda. Misal, tempat yang kumuh bandingan dengan perumahan mewah. Warung di pinggir jalan dengan supermall, sungai dengan kolam renang, dan tempat lainnya. Biarkan anak-anak untuk menyampaikan komentarnya. Bila belum mampu berkomentar lebih jauh, berilah beberapa pertanyaan pancingan. Dengan demikian kita akan mengetahui jalan pikiranya dan sikap dan kepekaan mereka terhadap lingkungan.
Ketujuh, beri kesempatan anak untuk mengungkapkan perasaannya setelah diajak ke tempat-tempat tertentu. Sebagai hal yang penting pula kita ketahui adalah bagaimana mereka memiliki perasaan terhadap lingkungannya. Mengetahui perasaan anak-anak terhadap lingkungannya ini sangat penting karena itu sebagai dasar utama mengetahui sikap mereka menghadapi persoalan lingkungan.
Kedelapan, ujilah anak kita untuk menentukan apa yang perlu dan akan dilakukan untuk membantu mereka. Sebagai tahap akhir, kita perlu menguji untuk mengetahui sikap tertinggi mereka terhadap lingkungannya. Kepedulian mereka terhadap lingkungannya bisa kita uji secara sederhana. Menanyakan hal apa yang perlu dilakukan untuk membantu atau mengatasi masalah lingkungan dapat kita ajukan untuk mengukur kepekaan dan tindakan kongrit anak-anak secara sederhana. Sekiranya hal-hal tersebut bisa diaplikasikan tentu akan dapat menjadikan anak-anak kita memiliki kepekaan kuat terhadap lingkungan sendiri. Dengan demikian hidup anak-anak kita akan bermanfaat bagi orang lain.(Riyadi-Pendidik di SDN Pangebatan, Karanglewas, KabupatenBanyumas, pegiat literasi di Kompak, Foto: Fuji Rahman).

Sumber: https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id