Hikmah Pandemi Covid-19 : Mengenal Diri dan Keluarga

SAHABAT KELUARGA- Salah satu hikmah di balik pandemi Covid-19 adalah timbulnya kedekatan antara orang tua dengan anak. Sebelumnya, orang tua dan anak hanya ketemu sebentar di pagi hari dan di malam hari serta saat hari libur. Selama masa pandemi, bisa dikatakan setiap hari dan sepanjang hari, orang tua dan anak selalu bersama.
Hal itu dikatakan Luqman Baehaki, ayah dari dua orang anak yang tinggal di Depok, Jawa Barat. Salah seorang Komika pada Stand Up Comedy I ini mengaku sempat syok di awal pandemi. Hal itu karena semua rencana kerja dan kegiatan berubah total, mesti ada di rumah, tidak bisa kemana-mana. “ Saya sempat deg-degan sampai demam tinggi, semua keluarga, istri dan anak-anak panik, “katanya dalam webinar Kelas Orang tua Berbagi : Rumahku Sekolahku episode ke 6 dengan tema ‘Peran Ayah Dalam Pengasuhan Anak Usia Dini “ yang digelar Direktorat PAUD, Sabtu (7/8).
Lulusan Fakultas Desain dan Seni Rupa ITB ini lantas melakukan penyesuaian dalam hal pekerjaan, rencana, meeting, dan sekolah anak-anak. Kebetulan saat itu tepat memasuki Bulan Ramadhan sehingga ada waktu untuk merenung dan introspeksi diri. Saat itulah ia menemukan hikmah yang lantas dituangkan dalam bentuk qoute atau slogan : “Saatnya kita kenal diri kita, keluaga kita”.

Pria yang pernah menjabat direktur kreatif di sebuah perusahaan ini mengakui, sebelum pandemi, seperti halnya ayah-ayah yang lain, ia tahu beres saja soal bagaimana mendidik anak. Namun, diakuinya, ada hal yang menolong tatkala harus bekerja dari rumah dan berkumpul dengan anak-anak sepanjang hari dan setiap hari.
“Saya ini sebenarnya sayang anak. Saya anak bontot dari 10 bersaudara dan mempunyai 24 keponakan, jadi saya terbiasa mengurus anak-anak kakak dan akhirnya senang anak kecil, “ujarnya.

#ayahkardus.

Hal lain yang menolong adalah minat, hobi, profesi, dan ketertarikannya pada segala hal yang berbau kerajinan, terutama kerajinan berbahan dasar kardus. Sebelum pandemi terjadi, setiap akhir pekan, bersama anak-anak main di rumah memanfaatkan apa yang ada di rumah, terutama kardus. Diajaklah anak-anaknya membuat berbagai mainan dari kardus, seperti topeng, senapan, mobil, dan sebagainya.
Hasil karyanya itu selalu diuplod di Instagram dan ternyata banyak yang menyukainya. Terbentuklah komunitas penggemar kerajinan dari kardus yang kerap berkumpul membuat prakarya dari kardus. Dari situlah Luqman dikenal dengan sebutan #ayahkardus.
Selama pandemi berlangsung, setiap minggu, Luqman membuat tagline #prakaryaminggu ini yang dikerjakan bersama anak-anaknya.

Namun, diakui, berbagai tantangan muncul, seperti anak mengalami kebosanan karena harus terus berada di rumah, dijauhkan dari teman-temannya, dan kurang gerak karena tidak ada aktivitas di luar rumah. Akibatnya, mood belajar anak kerap menurun.
Solusinya, selain merangsang anak-anak membuat prakarya dari berbagai bahan yang ada di rumah, juga menyiapkan berbagai permainan edukatif, seperti scruble, lego, Uno, bahkan mengajak anak membuat komik.
“Sedangkan dengan ibunya, diajak membuat donat, roti, dan aneka kue, “katanya.


Kendalikan anak dari gadget.

Luqman juga menyadari, anak-anak jaman sekarang tidak bisa dijauhkan dari permainan melalui gadget. Namun, melalui berbagai aktivitas berupa prakarya itu, ia mencoba mengendalikan anak dalam bermain melalui gadget. Bersama istri juga mulai mengajarkan anak-anak berbagai kecakapan hidup yang sederhana, seperti belajar mencuci, setrika baju, membersihkan rumah, dan sebagainya. Bila ada waktu luang, diajaknya anak-anak bersepeda dan bermain layangan di sekitar rumah.
Menurut Luqman, banyak hikmah yang diperoleh akibat pandemi, seperti lebih mengenal diri sendiri dan mengenal anak-anaknya lebih dekat lagi. “Ternyata ada kenikmatam sendiri memantau perkembangan anak lebih detail lagi, proses belajar lebih fleksibel, dan komunikasi dengan anak lebih sering dan lebih berkualitas, “jelasnya. Sebagai ayah, tambah Luqman, ia memerankan diri sebagai pemegang komando, sebagai pemimpin segala aktivitas di rumah. Sebagai pemimpin pula, Luqman mengatur strategi dan menyusun rencana akan aktivitas di rumah setiap hari dan setiap minggu. Pengalamannya sebagai komika juga dibawa di keluarga. Luqman kerap memberi motivasi pada anak-anak -dengan cara yang menyenangkan, serta bermain badut-badutan atau sulap-sulapan. “Intinya di keluarga saya itu harus ada tertawa setiap harinya, “ujarnya. Yanuar Jatnika.

Sumber: sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id