Hipnotis Zizi di Panggung Rembuknas Pendidikan dan Kebudayaan

SAHABAT KELUARGA – Zizi unjuk kebolehan di Panggung Pancasila yang berada di tengah arena Pameran Pendidikan dan Kebudayaan, Selasa (12/2). Di atas panggung yang berada di Pusdiklat Pegawai Kemendikbud, Depok, dia tak hanya menyenyi dan bermain piano, tetapi juga melantunkan ayat suci Alquran dan mendongeng.

Zizi Bersama sang ayah, Jafar Sodiq hadir sebagai bintang tamu Bincang Keluarga dengan tema Melejitkan Bakat Remaja Tanpa Narkoba. Talkshow ini persembahan Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga dan merupakan rangkaian kegiatan Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan yang diselenggarakan Kementerain Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Penampilan Zizi dibuka dengan lagu Falling in Love with You. Suaranya yang merdu membuat pengunjung diam menikmati. Apalagi bocah yang terlahir sebagai tunanetra membawakannya penuh penghayatan.

Zizi juga membawakan lagu karyanya sendiri berjudul Lupa tak Sempurna. Bercerita tentang kondisi fisiknya yang tak sempurn namun tak menghalangi untuk bahagia dan berterima kasih kepada kedua orangtua.

Berikut penggalan liriknya:

Tak pernah ragu
Karena cinta untukku
Dari buian ayah ibu
Sampai ku lupa aku rasa
Bahwa aku tak sempurna

Pemilik nama lengkap Allafta Hirzi Sodiq ini memang kaya prestasi. Keterbatasan fisik tak menghalanginya untuk mengembangkan bakat.

Prestasi mulai tingkat lokal, nasional hingga internasional telah diraih Zizi. Seperti Piala Emas Asia Art Festival di Young Siaw Singapura (2017), Diamond Award Indonesia National Piano Festival (2017), Juara 1 Nasional Menyanyi FLS2N ABK (2017), Penghargaan Multitalented Difable dari Departemen Kesejarahan RI Kemendikbud (2018), Juara 1 Lomba Literasi (Bercerita) tingkat Provinsi DKI Jakarta, Penghargaan Keluarga Hebat Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Kemendikbud (2018) dan Juara Literasi Nasional (2018).

Padahal kehadiran Zizi yang mengalami keterbatasan sempat membuat terpuruk kedua orangtuanya, Jafar Sodiq dan Nur Afifah. ”Istri saya shock selama tiga tahun ketika dokter memvonis Zizi mengalami tunanetra,” tutur Sodiq dari atas panggung.

Zizi sendiri mengaku sama sekali tidak bisa melihat. ”Awalnya masih terlihat cahaya. Tapi sekarang tidak ada sama sekali.”

Tapi lambat laun Sodiq dan Nur Afifah menyadari dan menerima kondisi Zizi. Mereka memfasilitasi dengan beberapa alat musik. Salah satunya piano.

Zizi bermain alat musik tanpa belajar secara khusus. Ternyata lama-kelamaan mampu menguasai.

Untuk menumbuhkan rasa percya diri Zizi, Sodiq dan Nur Afifah tidak mengurungnya. Justru sebaliknya, sering mengajak putri mereka berjalan-jelan ke tempat umum. Namun sebelumnya telah menyiapkan mental Zizi bahwa kehadirannya akan memunculkan beragam komentar.

Semangat dan Doa
Hingga pada suatu hari mendapat kesempatan tampil dalam sebuah kompetisi piano. Bukan sebagai peserta tapi hanya mengisi dan Sodiq ingin mengetahui sejauh mana kemampuan putrinya. Ternyata penampilan Zizi menarik perhatian, bahkan mendapatkan beasiswa kursus musik.

Setelah mengetahui memiliki potensi bermusik, Sodiq memfasilitasi Zizi yang bercita-cita menjadi dosen musik klasik. Kini sudah 3 tahun les musik piano klasik dan mencapai grade 6.

Tak mudah bagi Zizi yang tunanetra belajar piano klasik. ”Pada grade 4 ujian teori nilainya dapat 0 (nol). Karena teori musik untuk tunanetra belum ada,” ungkap Sodiq.

Pada grade 5 Zizi mendapat buku teori. Buku itu lantas dialihkan ke huruf braille.

”Hasil ujiannya di atas rata-rata. Yang membuat kami makin bersyukur Zizi dianugerahi suara yang bagus,” ujar Sodiq bangga.

Terlebih jika mengingat kondisinya sebagai tunanetra dan keterpurukan Sodiq dan Nur Afifah di awal kelahiran Zizi. Untuk itu, Sodiq berharap para orangtua untuk bisa menerima apapun keadaan putra-putrinya. Lebih penting lagi memfasilitasi agar mereka bisa melanjutkan hidup secara mandiri dan berprestasi.

Tak hanya dalam musik, Zizi juga telah menyelesaikan belajar membaca Alquran hingga 30 juz. Di atas panggung dia lantas ’membacakan’ surat Al Kafirun. Suara merdu hingga membuat yang mendengarkan merinding dan terpaku.

Zizi juga memamerkan kemampuannya mendongeng sambil diiringi piano. Dia membawakan Asal Mula Danau Toba.

Menurut Zizi, kunci keberhasilannya adalah semangat pantang menyerah. ”Jangan lupa berdoa agar keinginan kita dikabulkan Allah,” ucapnya. *Hanik Purwanto, Foto: Fuji Rachman.

Sumber: https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id